Dalam
sejarah islam, ada sebuah peristiwa maha dahsyat yang penuh dengan pesan hikmah
dan ibrah. Ya, peristiwa bersejarah itu bernama peristiwa isra mi’raj, Yang
berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dimalam hari bersama jibril AS dari Al
masjidil haram ke Al masjidil Aqsha, kemudian dilanjutkan naik keatas langit
bertemu dengan para nabi, dan pada akhirnya mendekat dengan Allah SWT seraya
mendapatkan wahyu kewajiban ibadah yang mulia, shalat.
Peristiwa ini sungguh diluar nalar dan
akal manusia. Sebab itu, tidak mengherankan jika orang-orang kafir tertawa
begitu mendengarnya dari Nabi SAW dan jejak mereka diikuti oleh para pengultus
akal pada zaman sekarang. Namun, bagi seorang mukmin sejati, dia akan menyikapi
peristiwa agung ini dengan menempuh pendekatan iman seperti sifat khalifah Abu
bakar ash sidiq RA tatkala mengataan
“ saya pasti
mempercayainya sekalipun lebih mustahil daripada itu. “ ( !!! )
Allahu Akbar, sebuah ucapan yang layak
dicatat dengan tinta emas dan semestinya menjadi prinsip akidah yang berharga
bagi kita semua untuk selalu mengedepankan dalil dari pada akal.
Peristiwa
Isra Mi’raj merupakan peristiwa agung dan ajaib dalam sejarah yang diabadikan
dalam Al qur’an, kita-kitab hadits, serta buku-buku surah nabi. Namun,
sayangnya, keagungan peristiwa ini telah dinodai oleh sikap-sikap manusia yang
menyimpang dari rel syariat :
Ada sebagian kalangan yang tidak
mempercayai kebenarannya karena mengedepankan rasio dan akalnya. Ada pula yang
mengartikan ini dengan gambaran paham sesat dan kufur yaitu Wihdatul wujud
( bersatunya
Allah dengan hamba ) .ada lagi yang membubuhi peristiwa ini dengan
cerita-cerita palsu dan khurafat yang tidak ada asal usulnya. Ada juga yang
menjadikannya sebagai perayaan yang tidak ada dasar nya dalam agama.
Oleh
karenanya, mari kita bersama mengkaji masalah ini dari sumber aslinya dan
menyikapinya sesuai kode etik agama sehingga peristiwa ini bersih dan jernih
dari noda-noda yang mengotorinya dan agar peristiwa ini betul-betul membuahkan
ibrah dan pelajarn berharga, bukan hanya sekedar ritual seremonial yang datang
dan pergi begitu saja.
By : Hamdani
Sumber ;
Al Furkon
0 Response to "ISRA MI’RAJ YANG TERNODA"
Post a Comment