Pacaran atau Ta’aruf ? Mana yang lebih Allah ridhoi ?
Lebih penting penilaian Allah atau penilaian manusia? Lihat lagi tujuan hidup kita di dunia, untuk apa kita diberikan umur ini ? Untuk bersenang-enang dengan sesuatu yang singkat saja kah ? Jelas di Al-Qur’an disebutkan, bahwa tujuan kita hidup di dunia cuma satu, BERIBADAH. Karena itu segalanya harus diarahkan kesana. Apapun.
Termasuk dalam pencarian jodoh. Jika diniatkan bahwa kita menikah untuk ibadah. Maka jalan mencari jodohnya pun harus berbentuk ibadah. “Janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” QS Al-Isra : 32. Nah,pacaran itu adalah aktifitas mendekati zina. Pegangan tangan yang belum halal, sms dan telpon yang tak halal pula, boncengan yang tak halal.
Karena itu, kenapa tak ada pacaran dalam Islam. Dan tak ada juga yang namanya pacaran islami. Sekali haram tetap haram. Pun dilabeli islami. Namun, fitrah manusia untuk mempunyai perasaan suka terhadap lawan jenisnya. Islam memfasilitasi itu melalui menikah.
Dan ta’aruf adalah jalan menuju pernikahan yang dianjurkan Islam. Tidak melalui pacaran. Cinta itu begitu bernilai dan suci. Karena itu, ia tidak boleh diumbar secara murahan, apalagi melanggar syariat Allah.
Nantinya setelah ta’ruf, baru masuk ke fase khitbah (peminangan) dan dilanjutkan dengan pernikahan. Nah bagaimana sih caranya ta’ruf itu? Pertanyaan ini sering mimin dapatkan di email. Biar lebih jelas, mimin jelaskan secara detil.
Taaruf diawali dengan meluruskan niat orang tersebut. Pastikan kita sudah siap menikah, baru memulai proses taaruf. Bukan buat main-main. Saat niat sudah bulat. Sebelum ketemu calon, siapkan biodata dan proposal nikah kita dulu. Untuk apa ? Ya untuk menggali pribadi masing-masing.
Contoh proposalnya nanti bisa minta ke mimin di email :menujunikah@gmail.com ya. Intinya, menceritakan mengenai diri dan visi kedepan. Dalam proposal nikah itu, kita akan menceritakan mengenai diri kita, keluarga kita, harapan dan prinsip hidup, hal yang disuka atau tak suka.
Intinya benar-benar cerita secara jujur dalam proposal itu. Insya Allah itu akan menjadi jalan baik buat kedua pasangan kelak. Nah setelah proposal udah siap. Serahkan proposal itu ke target (jika sudah ada). Atau jika belum ada, minta tolong orang lain.
Jika ingin melalui orang lain, bisa dipilih orang tua kita, guru ngaji kita, teman yang sholeh, atau lembaga-lembaga taaruf yang sudah ada di beberpa kota. Bagi wanita, biasanya dalam mode menunggu. Jadi ya tidak ada. Siapkan saja dulu proposalnya, nanti kalau ada yang kerumah tiba-tiba, sudah siap.
Nah, setelah saling tukeran data, yang dilakukan adalah pulang dan sholat istikharah secara khusyuk.
Dalam sholat istikharah ini, kita tidak boleh ada kecenderungan dulu. Biar adil di sisi Allah. Allah yang memilihkan jodoh untuk kita. Ikhlaskan niat kita, jika memang ia jodoh, Allah akan mudahkan semuanya. Jika tidak, maka Allah akan menjauhkan dan membuat kita ragu.
Dalam sholat istikharah ini, kita tidak boleh ada kecenderungan dulu. Biar adil di sisi Allah. Allah yang memilihkan jodoh untuk kita. Ikhlaskan niat kita, jika memang ia jodoh, Allah akan mudahkan semuanya. Jika tidak, maka Allah akan menjauhkan dan membuat kita ragu.
Jika setelah istikharah beberapa kali ada kemantapan hati, segera lapor ke mediator (orang tua atau ustad yang memediasi). Setelah oke, segera atur jadwal pertemuan untuk kedua calon pasangan tadi. Sekali lagi, harus tetep didampingi ya oleh mediator.
Setelah kedua calon dan mediator bertemu, silahkan gali pertanyaan sedalam-dalamnya. Bisa tentang data pribadi, keluarga, hobi, penyakit.
Serta jangan lupa tanyakan mengenai visi dan misi berumah tangga. Biasanya dalam tahap ini akan malu-malu bagi keduanya. Maklum, baru kenal. Nah, peran pendamping disinilah yang akan mencairkan suasana. Boleh diselingi dengan candaan biar tidak kaku.
Setelah itu, pulang ke rumah lagi buat mengendapkan apa-apa yang sudah dibicarakan tadi. Konsul ke keluarga masing-masing. Setelah semuanya mantap, baru lakukan proses khitbah (meminang). Nah, jarak antara ta’aruf dengan khitbah sebaiknya tak terlalu lama.
Proses ta’aruf itu sebaiknya tidak lama. Begitu juga dengan jarak menikah. Sebaiknya dari taaruf sampai akad, kurang lebih 3 bulan saja. Namun atas beberapa kondisi, mungkin tidak bisa dipukul rata. Intinya adalah disegerakan. Lebih cepat lebih baik.
Karena itu, biar tidak terhambat dalam proses, sebelum proses itu, yakinkan semuanya sudah dapat lampu hijau dalam hal izin. Begitu juga dengan kesiapan menikah masing-masing pasangan. Jadi saat taaruf tinggal mencari kecocokan atau tidak saja. Bukan hal yang lainnya.
Masalah ketidaksiapan dan menjadikan taaruf ini main-main yang membuat seringkali proses taaruf itu gagal ditengah jalan. Setelah di khitbah. Segera tentukan tanggal pernikahan. Ingat, jangan terlalu lama mengatur tanggal pernikahan ini ya.
0 Response to "Apa Dan Bagaimana Proses Ta'aruf"
Post a Comment